Hewan Apakah Ini?
Hewan ini saya temukan pada tahun 2018 yang lalu, saat sedang mengikuti kegiatan Lesehan Ilmiah Jurusan Pendidikan Biologi Stambuk 2018 yang dilaksanakan di Taman Wisata Alam Sibolangit. Hewan ini berbentuk pipih dan berukuran sangat kecil. memiliki belang hitam dan kuning di tubuhnya, dan kepalanya berbentuk seperti martil. gerakannya juga lambat. Saya menemukannya ketika hewan ini berada diatas daun dan mencoba meraih daun lainnya.
Berdasarkan keterangan Gaet yang bersama kami waktu itu, beliau tidak tahu jenis hewan apakah ini, karena hewan-hewan kecil yang hidup di tumpukan dedaunan dan semak belukar masih sedikit yang dapat diidentifikasi.
Saya terus mencari artikel yang bisa dijadikan petunjuk mengenai hewan apakah ini, dan ternyata hewan ini adalah cacing kepala martil. Menurut para ahli, kemungkinan hewan tersebut adalah spesies yang belum teridentifikasi dari genus Bipalium atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala martil. Bukan cuma penampilan tubuhnya saja yang aneh, fungsi organ cacing kepala martil ini juga terbilang tak lazim. hewan tersebut memiliki sebuah lubang dibagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus anus.
"Saat cacing ini hendak makan, lubang multiguna mereka membentangkan faring seperti lembaran berlapis kelenjar yang diletakkan diatas mangsanya, biasanya cacing tanah," kata Peter Ducey, ahli Biologi di State University of New York di Cortland.
Lembaran tersebut mengeluarkan enzim yang dapat melelehkan mangsanya, sehingga mereka dapat menyedot mangsanya, sehingga mereka dapat menyedot daging yang telah lunak. kepala lebar seperti martil itu kemungkinan besar dilengkapi dengan organ-organ sensor untuk menemukan jejak kimiawi dari mangsa atau pasangan.
ada sekitar 100 spesies cacing kepala martil, yang ukurannya bervariasi dari beberapa inci hingga kaki, dan bisa memiliki pola serta warna yang menawan. Meskipun ada banyak literatur ilmiah tentang genus ini, banyak spesies yang belum diklasifikasikan. cacing kepala martil mengandung racun yang sama dengan ikan buntal dan dapat berbahaya jika termakan. Karena masih banyak spesies yang belum diidentifikasi, para ahli menyarankan untuk menghindari kontak langsung jika kebetulan menjumpai cacing ini.
Menurut para ahli,
kemungkinan hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi
dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala
martil.
Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala
martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah
lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus.
"Saat cacing ini hendak makan, lubang multiguna mereka membentangkan
faring seperti lembaran berlapis kelenjar yang diletakkan di atas
mangsanya, biasanya cacing tanah," kata Peter Ducey, ahli biologi di
State University of New York di Cortland.
Lembaran tersebut mengeluarkan enzim yang dapat 'melelehkan' mangsanya,
sehingga mereka dapat menyedot daging yang telah lunak. Kepala lebar
seperti martil itu kemungkinan besar dilengkapi dengan organ-organ
sensor untuk menemukan jejak kimiawi dari mangsa atau pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Menurut para ahli,
kemungkinan hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi
dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala
martil.
Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala
martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah
lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus.
"Saat cacing ini hendak makan, lubang multiguna mereka membentangkan
faring seperti lembaran berlapis kelenjar yang diletakkan di atas
mangsanya, biasanya cacing tanah," kata Peter Ducey, ahli biologi di
State University of New York di Cortland.
Lembaran tersebut mengeluarkan enzim yang dapat 'melelehkan' mangsanya,
sehingga mereka dapat menyedot daging yang telah lunak. Kepala lebar
seperti martil itu kemungkinan besar dilengkapi dengan organ-organ
sensor untuk menemukan jejak kimiawi dari mangsa atau pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Menurut para ahli,
kemungkinan hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi
dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala
martil.
Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala
martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah
lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus.
"Saat cacing ini hendak makan, lubang multiguna mereka membentangkan
faring seperti lembaran berlapis kelenjar yang diletakkan di atas
mangsanya, biasanya cacing tanah," kata Peter Ducey, ahli biologi di
State University of New York di Cortland.
Lembaran tersebut mengeluarkan enzim yang dapat 'melelehkan' mangsanya,
sehingga mereka dapat menyedot daging yang telah lunak. Kepala lebar
seperti martil itu kemungkinan besar dilengkapi dengan organ-organ
sensor untuk menemukan jejak kimiawi dari mangsa atau pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Menurut para ahli,
kemungkinan hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi
dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala
martil.
Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala
martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah
lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus.
"Saat cacing ini hendak makan, lubang multiguna mereka membentangkan
faring seperti lembaran berlapis kelenjar yang diletakkan di atas
mangsanya, biasanya cacing tanah," kata Peter Ducey, ahli biologi di
State University of New York di Cortland.
Lembaran tersebut mengeluarkan enzim yang dapat 'melelehkan' mangsanya,
sehingga mereka dapat menyedot daging yang telah lunak. Kepala lebar
seperti martil itu kemungkinan besar dilengkapi dengan organ-organ
sensor untuk menemukan jejak kimiawi dari mangsa atau pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Menurut para ahli,
kemungkinan hewan tersebut merupakan spesies yang belum teridentifikasi
dari genus Bipalium, atau yang lebih dikenal dengan nama cacing kepala
martil.
Bukan cuma penampilan tubuhnya yang aneh, fungsi organ cacing kepala
martil ini juga terbilang tak lazim. Hewan tersebut memiliki sebuah
lubang di bagian bawah tubuh yang berfungsi sebagai mulut sekaligus
anus.
"Saat cacing ini hendak makan, lubang multiguna mereka membentangkan
faring seperti lembaran berlapis kelenjar yang diletakkan di atas
mangsanya, biasanya cacing tanah," kata Peter Ducey, ahli biologi di
State University of New York di Cortland.
Lembaran tersebut mengeluarkan enzim yang dapat 'melelehkan' mangsanya,
sehingga mereka dapat menyedot daging yang telah lunak. Kepala lebar
seperti martil itu kemungkinan besar dilengkapi dengan organ-organ
sensor untuk menemukan jejak kimiawi dari mangsa atau pasangan.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cacing Misterius Ini Punya Mulut yang Juga Berfungsi sebagai Anus", https://sains.kompas.com/read/2017/07/19/160600023/cacing-misterius-ini-punya-mulut-yang-juga-berfungsi-sebagai-anus?page=all.
Komentar
Posting Komentar